Penipu yang Mengaku Haji


Penipu yang mengaku Haji

Saya, Aziz Prastyo Wibowo akan menceritakan kronologi bagaimana saya bisa tertipu oleh seorang yang mengaku haji yang tersasar. Kisah ini terjadi pada tanggal 24 Juni 2011 dini hari di Bandung, tepatnya di kawasan Cipaganti.

Bermula ketika saya selesai nonton Konser GIGI Reunion “Apa Kabar Kawan?” bersama teman-teman di Sabuga. Saya pulang dari konser GIGI sekitar pukul 23:30 (23 Juni 2011). Kemudian saya berjalan sampai kosan teman saya karena sepeda motor saya diparkir di sana (Tuisba 47), karena letak kosan teman saya dengan sabuga tidak terlalu jauh. Setelah saya sampai di Tuisba 47, saya bergegas mengambil helm dan sarung tangan di salah satu kamar teman saya, Egay. After thaaaaaat, saya pulang deh ke kosan dan si Tofan pun ikut nebeng sampai kosannya yang tidak jauh dari tuisba 47, masih di sekitar Dipatiukur juga. Setelah saya mengantarkan Tofan, saya langsung ngegas pulang.

Sesampainya di tengah jalan, tepatnya di perempatan Cipaganti (SPBU dekat Ardan FM) ada lampu lalu lintas. Pada saat itu lampu menunjukkan tanda merah. Ketika yang lain melanggar lampu merah (sepi), saya tetap tertib lalu lintas sampai menunggu lampu hijau. Setelah lampu hijau dan saya ngegas belok kanan, dengan sekejap saya mendengar ada seorang pria yang memanggil saya. “de, de”. Lalu saya pun menoleh ke arahnya dan menghentikan laju motor dan pria itu pun menghampiri saya. Terlihat seorang pria tua (Bapak-bapak setengah baya).

Saya : iya pak
Si Bapak : Saya mau tanya kalau alamat Blablabla itu dimana yah
Saya : Wah nda’ tau tuh pak
Si Bapak : Saya ini dari Cirebon mau ketemu Haji Blablabla tapi saya nyasar. Pendengaran saya agak kurang dan tadi alamatnya jatuh, yang saya ingat ya hanya itu
Saya : oh nda’ tau tuh pak

Dan saya pun sambil kasihan melihat kondisi Bapak tersebut, dalam pikiran saya adalah apabila Bapak itu adalah Bapak saya. How do i feel? dan dari arah atas datanglah seorang pria, dan pria itupun ketika lewat di depan kami ditanya oleh si Bapak dengan pertanyaan sama seperti saya tadi. Si pria yang beru bertemu itu mengaku Anggota di Siliwangi. Mungkin anggota komplotan penipu kali yah??? hHa. Badannya gemuk besar. Si Bapak pun mengajak kenalan kepada kami, orang yang baru ditemuinya pada saat itu dan memberikan sebuah benda yang katanya oleh-oleh dari Mekkah berupa sejenis keris yang sangat kecil terdapat tulisan-tulisan arab pada bungkus keris tersebut yang terbuat dari logam, mungkin tembaga.

Si Bapak : Terima kasih yah, ini saya kasih oleh-oleh dari Mekkah dan perkenalkan saya Haji Blablabla
Saya dan Si Anggota : ini untuk apa pak?
Si Bapak : Ini banyak manfaatnya, untuk rejeki, jodoh, jaga diri, dll
Saya : Ini jimat pak?? (Karena saya tidak suka dengan barang seperti itu), Lillahita’ala ajah
Si Bapak : Astaghfirullohal’adzim, bukan-bukan sambil menjelaskan blablabla dan mari saya tunjukkan manfaatnya, ini sebagai tanda terima kasih saya kepada kalian karena mau membantu Bapak. Coba ambil pucuk daun blablabla yang agak kemerahan di sana.

Dan kami pun ke sana mengambilnya. Si Bapak berjalan kaki dan saya berboncengan dengan Si Anggota. Dan percakapan di atas motor pun terjadi.

Si Anggota : Mudah-mudahan ajah nggak ada apa-apa yah (terlihat curiga)

Saya : iya pak

Dan kami pun menepi di pinggir jalan dan mengambil daun yang dianjurkan oleh bapak itu. Bapak itu pun menghampiri lalu kami pun duduk di pinggir trotoar dengan posisi si Anggota di sebelah kanan, Si Bapak di tengah dan saya di sebalah kiri. Bapak itu pun mendemokan khasiat dari oleh-oleh tersebut sambil membacakan do’a-do’a. Saya salut kepada si Bapak tetapi masih dalam keadaan curiga, “Hebat si bapak, agamanya bagus”. Saya diminta secarik kertas dan pulpen untuk menulis manfaat apa saja yang bisa diperoleh dari benda tersebut. Bisa untuk rejeki, jodoh, jaga diri, dll. Tetapi saya tetap tidak percaya, saya percaya kpd Alloh SWT bukan barang tsb. Lalu si Anggota menjadi bahan praktek pertama kali. Si Bapak meminta gunting. Si Anggota tidak punya, hanya ada silet. Si Anggota disuruh memegang benda tsb dan si Bapak pun memotong rambut si Anggota dan ternyata tidak sehelai pun terpotong, lalu tangan si Anggota disayat-sayat dan tidak luka sekali pun. Padahal silet itu baru lho, saya yang buka segelnya. Lalu saya menjadi bahan praktek berikutnya. Rambut saya jadi sasaran dan alhasil tidak mempan, lalu tangan kanan saya tidak mempan juga. Saya pun takjub tapi bukan pada benda itu. Subhanalloh memang ada yah peristiwa seperti ini.

Lalu saya dan si anggota disuruh memperlihatkan telapak tangan dan si bapak itupun bertanya “Apa kalian punya dosa dengan orang tua kalian?” dan kami pun menjawab “punya pak” lalu si bapak memegang kedua tangan kami sampil membacakan do’a-do’a dan tangan kami pun didekatkan ke mulutnya, si Bapak mengeluarkan beberapa paku kecil dari dalam mulutnya. Lalu si Bapak itu bilang bahwa bapak itu dari pengobatan alternatif di Cirebon.

Si Bapak : Kamu punya masalah dengan istri yah? soal keuangan
Si Anggota : koq tau? iya pak memang benar saya sering cek-cok dengan istri, saya boros memakai uang
Si Bapak : Memang uangnya ditaro dimana?
Si Angggota : Di ATM pak

Si Bapak : ATM itu apa?

Saya pun heran, lho ada yah orang yang gak tau ATM. Lalu saya pun menjelaskan sambil si Anggota memperlihatkan ATMnya kepada Si Bapak. Saya pun menjadi positive thinking karena Si Bapak itu ndeso bin katro’. Lalu Si Bapak menawarkan solusi agar keuangannya si Anggota itu menjadi lebih irit dan si Anggota itupun mengiyakan. Si Bapak itu meminta si Anggota agar menulis dimana saja uangnya diletakkan (Bank) beserta PINnya (PIN tsb sblmny dijelaskan oleh Si Anggota). Lalu si Bapak menyuruhnya meletakkan dua buah kartu ATMnya (karena menulis 2 Bank) diletakkan berdempetan dan dimasukkan di kertas yang telah ditulis tadi lalu dido’a-do’akan oleh si Bapak dan memasukannya kembali ke dompet Si Anggota. Si bapak itupun menyuruhnya jangan dibuka sampai setelah selesai jum’atan. Saya pun curiga, yang namanya PIN kan pribadi, kenapa dikasih tau?? tapi saya ikut-ikutan saja dan masih ga percaya dengan apa yang si Bapak itu akan diperbuat tapi bodohnya saya, kenapa ikutan nulis PIN yang asli?? payah ah. Kemudian si Bapak melakukan hal yang sama seperti tadi.

Si Bapak : kamu malam-malam gini mau mengantar uang yah? (berbicara kepada si Anggota)
Si Anggota : Lho koq tau? iya pak
Si Bapak : Kalau boleh tau berapa jumlahnya?
Si Anggota : 20 Juta pak
Si Bapak : Uang kamu sering habis untuk keperluan sekolah dan kebutuhan kamu yah? (berbicara kepada saya sambil melihat telapak tangan saya)

Saya : iya pak
Si Bapak : Pasti kamu sudah punya pacar?
Saya : iya pak
Si Bapak : iyah yang tadi biar keuangan kamu menjadi lebih irit
Si Bapak : kalian mau nggak kalau dosa-dosa kalian dikurangi agar hidup juga menjadi lebih baik? (bertanya kepada kami)
Si Anggota : iya (saya tidak menjawab apa-apa krn mustahil)

Lalu si bapak menyuruh melepaskan semua yang ada di kantong tanpa tersisa dan dimasukkan ke dalam tas dan menyuruh dititipkan kepada saya dengan ijab kabul yang dibimbing bapak. “Saya titipkan barang saya sementara blablabla” kata si anggota, “Saya terima titipan blablabla” kata saya. Dan si Anggota disuruh berjalan memegang uang kertas yang telah dibaca-bacakan do’a dan harus mendahulukan kaki kanan sambil membaca basmallah 3 kali oleh si bapak dan disuruh berjalan menyeberangi jalan lalu berjalan menuju ke arah tadi tempat dimana tadi pertama kali bertemu. Berjalannya pun harus nunduk khusyuk seperti orang sholat. “Tidak boleh menoleh ke kanan-kiri apabila ada yang memanggil, karena itu panggilan syetan”, kata si bapak. Dan si anggota itu pun menurut apa yang dikatakan si bapak. Setelah si anggota menyelesaikan apa yang diperintah si bapak, si anggota itu kembali sambil mengucapkan astaghfirullohal’adzim sambil terlihat ketakutan. Kata si anggota, tadi ada suara adzan di telinganya dan kata si bapak itu adalah godaan syetan. Saya jadi serem, malah malem jum’at lagi, tapi penasaran juga. Dan saya pun sama, disuruh meninggalkan apa yang ada di kantong tanpa terkecuali. Semua saya letakkan di tas dan ijab-kabul penitipan. Dan saya pun melakukan hal yang sama dengan yang dilakukan si anggota tadi.

Setelah saya lakukan, saya tidak merasa ada bisikan-bisikan syetan, apalagi adzan. Setelah saya selesai melakukan semua dan kembali, saya bertanya-tanya, apa mereka dan motor saya masih ada?? Ternyata setelah mendekat, mereka sudah tidak ada beserta barang saya. Setelah saya sampai, yang ada hanya motor saya dan kuncinya di atas jok. Saya langsung istighfar berkali-kali dan teriak, saya ditipu. Saya khawatir dompet saya, ada PIN ATM di dompet. Pasti diambil. Saya langsung ngebut tanpa helm ke kosan dan berniat pinjam HP untuk memblokir rekening-rekening saya.

Setelah saya sampai di kosan, ternyata pintu gerbang dikunci, saya pun manjat bagaikan maling dan langsung membangunkan dimas untuk meminjam akses internet untuk mencari informasi telepon HaloBCA dan mandiri Call. Dan saya langsung pinjam HP kakak saya untuk menelepon mandiriCall dan memblokirnya, tetapi tiba-tiba terputus karena pulsanya sudah habis. Lanjut saya pinjam HP Dimas untuk menelepon HaloBCA dan memblokir rekening saya. Tetapi terlambat, uang saya yang di BCA sudah digasak sebesar Rp. 2.500.000,- (karena saldo memang tinggal segini). Astaghfirullohal’adzim itu uang orangtua saya. Dan itu yang baru saya tahu, uang yang di mandiri belum saya ketahui karena telepon putus tadi dan tidak bisa menelepon lagi, semua HP yang ada di kosan saya habiskan pulsanya untuk ini. Kalau uang yang di bank mandiri diambil juga, waduh. Itu jerih payah keringat saya dari perusahaan kecil yang saya buat. Meskipun itu cuma sedikit dan itu niatnya untuk reuni anak RPL A dan jalan-jalan ke Jogja sama si Hari.

Ya sudahlah udah ilang ya ilang, mungkin bukan rejeki saya dan orangtua. Mungkin saya jarang sedekah, mungkin saya sombong, atau apa lah. Tapi sebel juga sih sama tuh komplotan penipu bahlul. Tapi ya, mudah-mudahan harta yang diambil dari saya bisa bermanfaat untuk mereka. Mungkin untuk pengobata anak-anak mereka atau untuk pendidikan anak-anak mereka. Mungkin saya dikasih cobaan ilmu ikhlas. Tapi yang saya sesali, kenapa mereka menyalahgunakan agama mereka?

Berikut adalah barang-barang saya yang diambil mereka :

  • Tas Bodypack beserta isinya (Buku tabungan BCA, mandiri, BNI, Nota perusahaan sendiri, 2 Flash Drive @ 4GB, 2 Sticker Cutting GIGI yang baru dibeli, Souvenir dari Kingston, Kartu Studi Mahasiswa, Alat tulis, uang Rp. 60.000,- yang diselipkan di buku tabungan mandiri.
  • Dompet beserta isinya (ATM mandiri, BCA beserta kertas bertuliskan PIN, KTM BNI, SIM, STNK, KTP, Kartu Nama, Kartu Pelanggan Melsa HotSpot, UltraDisc, Uang Rp. 88.000,-)
  • Helm beserta sarungnya
  • Sarung tangan
  • Handphone Samsung beserta headset dan isinya (MicroSD 2 GB Kingston + Kartu SIM)
  • Digital Camera Samsung S630

Dan saya teringat, saya lupa berdo’a ketika pulang. Biasanya saya membaca do’a keluar rumah dan naik kendaraan. Tetapi ketika itu saya lupa. Ketika saya bertemu beliau, saya curiga dan langsung membaca do’a-do’a agar saya tetap sadar. Dan kejadian di atas, 100% saya sadar. Demikian cerita dari saya, semoga yang membaca cerita ini tidak bernasib seperti saya. Terima kasih, ingat selalu pada Alloh dan tetap waspada !!.

Advertisement

4 thoughts on “Penipu yang Mengaku Haji”

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s